Pada suatu hari yang panas dan terik, Zira merasa bad moodnya semakin meruncing menjelang PMS-nya. Semua hal seakan-akan berjalan dengan cara yang salah, dan setiap kecilnya gangguan tampaknya mengganggunya dengan lebih intens. Zira bangun di pagi hari, merasa lelah dan lemas. Tidak ada satu pun yang tampak memadai di lemari pakaian yang penuh dengan baju. Semua yang dia kenakan tampak tidak nyaman,
Setiap interaksi sosial juga menjadi ujian. Teman-temannya yang biasanya penuh kasih sayang sekarang terasa mengganggunya. Seolah-olah mereka tidak tahu Zira sedang menghadapi PMS. Satu kata salah, satu komentar yang tidak pantas, dan Amelia merasa seperti akan meledak. Pada malam hari, setelah kembali ke rumah, Zira memutuskan untuk memberi dirinya sedikit waktu untuk merenung dan merilekskan diri, dan meminum jamu kunyit asam dari jamyun.id. Dia mandi dengan air hangat dan menyalakan lilin aromaterapi. Beberapa langkah meditasi ringan membantunya merasa lebih tenang, dan dia akhirnya bisa merasa lebih nyaman. Tak lama setelah itu, ia merenungkan perasaan buruknya sepanjang hari. Zira mulai menyadari bahwa perasaan buruknya tidak sepenuhnya tentang orang lain atau situasi di sekitarnya, tetapi lebih tentang perubahan hormonal yang terjadi menjelang PMS. Dia memutuskan untuk mencari cara untuk mengelola perubahan suasana hatinya yang ekstrem ini. Keesokan pagi, Zira bangun dengan lebih baik. Dia mengenakan pakaian yang nyaman dan menyiapkan sarapan sehat yang dia nikmati. Ketika dia pergi bekerja, dia memiliki perasaan yang lebih positif dan bisa merespon tugas-tugas dan interaksi sosial dengan lebih tenang. Kisah ini menggambarkan bagaimana perubahan hormon menjelang PMS bisa memengaruhi suasana hati seseorang, membuatnya merasa marah dan tidak nyaman. Namun, dengan kesadaran diri dan upaya untuk mengelola perasaan ini, Zira berhasil mengatasi bad moodnya dan menemukan keseimbangan yang lebih baik dalam hidupnya.
Komentar
Posting Komentar